Mr. Dugo dan Harapan akan sebuah tatanan dunia yang lebih baik (Tokyo Love Story 1)

Dear Frieds, from today i will start to write my experience visiting Tokyo , there's lot of great things to share, not about the greatness and moderness of Tokyo but the soul of Tokyo..
(i will write in Indonesia first then i will try to write the english version)
First Day, 4 Oct..
Ini penerbangan pertamaku ke luar negeri, dan aku harus pergi sendiri ke Tokyo tanpa dosen atau teman.. aku sangat gugup ketika sampai di Bandara narita..aku sempet nyasar pula but its ok..
Aku naik bis airport ke TCAT di mana mahasiswa Nodai menungguku, dan perjalanan satu jam itu menjadi hal yang begitu berkesan dan memberiku arti untuk apa aku harus ke Tokyo kali ini..
Bis terlihat kosong jadi aku duduk di barisan paling depan dari Bis agar bisa melihat Tokyo lebih jelas. Tidak beberapa lama bis berhenti di salah satu terminal dan kulihat banyak orang naik. Bis mulai penuh dan kemudian satu orang bule menoleh2 mencari tempat kosong, dan that it is, right beside me..
awalnya ku nervous, tapi ya daripada diam dan melewatkan kesempatan ini maka aku coba sapa dia.. "hmmm.. Good Morning sir...". Awalnya aku ga expect dia akan merespon, tapi ternyata dia bukan sekedar merespon, di awali dengan berkenalan singkat, dia dari belanda dan kerja di tokyo, kemudian dia memberikanku sesuatu yang tak akan pernah kulupakan...
Rekan-rekan semua, sadarkah kita bahwa saat ini dunia berada dalam jalan yang tidak benar? atas nama perkembangan ekonomi kita merusak bumi, demi alasan bisnis kita merusak lingkungan tempat kita tinggal. Semuanya bergerak atas nama globalisasi sehingga semua orang harus menjadi sama, seluruh dunia dipaksakan menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang menggunakan GNP untuk mengukur pertumbuhan, merayu2 investor asing dengan berbagai cara dan membiarkan sektor riill terus menderita. GNP indonesia naik, tapi kemiskinan bertambah.. do you realize there is something wrong with this economic system? He said that in Bhutan there is no GNP but there is HDP (Happiness national Product)  , yang mengukur seberapa baagia mereka hidup dan bukan sekedar seberapa kaya.
Rekan-rekan semua, do you ever realize that our world moving too fast? imagine if you are driving a car in a highway and you drive with maximum speed, is it danger? yes it is because maybe you dont have enough time to see many sign and warning in the road so you maybe not now if there is a danger in front of you. It is like what happen with today economic crisis in America, there is many sign that already warn them that this economic system have a weak fondation, bukan orang sembarang yang bilang, orang terkaya kedua dan investor amerika sendiri yang menyatakannya. Tapi mereka tak menggubrisnya sehingga runtuhlah ekonomi meeka saat ini dan mereka menyesalinya. Pertanyaannya adalah, hal yang sama terjadi pula pada kasus global warming saat ini, apakah kita akan terlambat menyadari pertanda ini? atau perlu sampai kita tenggelam hingga kita mempercayainya..
Sistem ini harus digantikan, jika terus dibiarkan uang akan menhancurkan dunia tempat kita hidup. Harus ada yang mengganti, tapi bukan menawarkan "kembali ke masa lalu", harus ada sebuah system alternatif, sistem seperti yang diperkenalkan oleh Muhammad Yunus dengan Gramen banknya, Social Entrepreneur, sistem yang dengannya manusia bisa hidup berdampingan mesra dengan alam.
Rekan-rekan, berhentilah berpikir bahwa kita hidup diatas bumi yang di warisi dari orang tua kita. Mulailah berpikir bahwa ini adalah titipan anak2 kita kelak..mereka yang juga membutuhkan bumi untuk tempat mereka tinggal... jika bukan kita..lalu siapa lagi yang akan mencintai bumi ini...
(aku juga dapet kuliah singkat dari Mr. Dugo tentang 7 habitsnya stephen coveys, filosofi hidupnya, tentang sosok barack obama.. its also great and i will write it separately..becaouse its already 00.00 see you)

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Iklan TV yang Berhasil

Mengetuk Pintu Akhirat, Kecelakaan yang mengubah kehidupan

Kegelisahanku