MENUJU HIMITEPA YANG BERBEDA : Uraian Visi dan Misi Himitepa 2006-2007

Berbeda bukan berarti baru, bukan juga kepastian untuk lebih baik. ”Berbeda” adalah suatu kata yang mewakili makna dinamis dan inovatif. Untuk Himitepa, saya memaknai arti berbeda sebagai suatu usaha re-orientasi atau perubahan arah bergerak organisasi menuju keadaan yang lebih jelas, nyata dan bermanfaat. Pemaknaan ini diwujudkankan dengan perubahan visi dan misi organisasi disertai konsep kegiatan yang baru, dan penyempurnaan atas keberhasilan kegiatan yang lama.

Visi Himitepa yang baru adalah ”Menuju Kinerja Himitepa yang Berbudaya Perusahaan dan Ber-Visi Kebangsaan”.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka dibentuklah beberapa departemen dan biro serta program kerjanya masing-masing. Departemen dan Biro itu antara lain:

  1. Departemen Peduli Pangan Indonesia

Permasalahan pengan bangsa kita sangatlah kompleks. Keracunan, kehalalan, dan ketahanan pangan sudah menjadi masalah kita semua. Dibutuhkan kerjasama dari berbagai elemen dan perangkat pemerintahan untuk ”mengeroyok” masalah tersebut. Mahasiswa teknologi pangan, dengan basic skill dan intelektualitasnya , adalah SDM strategis untuk menjadi bagian dari solusi masalah bangsa ini.

Atas dasar pemikiran diatas Departemen Peduli Pangan Indonesia (DPPI) dibentuk. Departeman ini khusus dibuat untuk merealisasikan visi kebangsaan yang saya sebutkan sebelumnya. Visi kebangsaan ini memiliki tujuan untuk Menjadikan Himitepa Bagian dari Solusi Permasalahan Pangan Indonesia. Dan juga untuk menjadikan Himitepa organisasi yang nyata peranan dan aktivitasnya.

Program kerja yang akan dilaksanakan antara lain adalah :

Pertama, Peyuluhan pesan keamanan pangan ke SD/SMP. Program kerja ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya siswa akan isu keamanan pangan. Misalnya, peningkatan kesadaran untuk mencuci tangan sebelum makan atau yang lainnya. Program kerja ini akan dilakukan melalui kerjasama dengan BPOM.

Kedua, Pengolahan produk pertanian desa. Tidak jauh dari kita terdapat sebuah desa yang memiliki produksi pepaya cukup tinggi. Bisaanya buah tersebut dijual langsung atau untuk konsumsi pribadi. Dengan sentuhan teknologi pangan, saya yakin bahwa nilai tambah akan didapatkan oleh petani, yang secara tidak langsung meningkatkan taraf hidup mereka. Program ini dilaksanakan bersama BEM F.

Pejuang yang diharapkan ada di organisasi ini adalah mereka yang peduli terhadap masyarakat, khususnya yang terkait dengan pangan. Orientasi sosial yang kental dari derpartemen ini membutuhkan staf yang memang luwes terhadap masyarakat dan lincah secara sosial.

  1. Departemen Kaderisasi

Suatu perusahaan besar diindikasikan dengan solidnya lini seluruh unsur manajemen dan pelaksana . Untuk sebuah organisasi yang ingin besar, kesatuan elemen-elemen penyusunnya adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi. Namun kondisi berbeda ditemukan di Himitepa. Sudah cerita lama bahwa loyalitas mahasiswa ITP sebagai elemen terpenting (anggota) sangat kurang terhadap Himitepa. Hal ini diindikasikan dengan malasnya anggota Himitepa untuk turut serta pada tiap kegiatan yang diadakan, sepinya kampanye akbar Himitepa dan kurangnya calon ketua yang maju untuk kandidat ketua Himitepa apabila panitia tidak turun tangan langsung untuk memotivasi.

Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini, antara lain adalah karena mahasiswa ITP kurang merasakan keberadaan Himitepa (data berdasarkan polling BP menjelang MUIS Himitepa 06, definisi dari Himpro (kehilangan konsentrasi basis massa), jadwal kuliah yang padat dan kerenggangan antar angkatan pada mahasiswa ITP (masukkan dari salah satu alumni). Faktor-faktor tersebut berimplikasi lebih jauh terhadap kesolidan kepengurusan Himitepa, kurangnya loyalitas anggota dan renggangnya hubungan Himitepa dengan alumni.

Oleh karena itu perlu skema kaderisasi yang lebih baik lagi, untuk tujuan tersebut beberapa program kerja akan disiapkan, antara lain :

Pertama, Baur dengan konsep baru. Sebagai tradisi kaderisasi Himitepa, Baur sudah selayaknya dibenahi. Seharusnya Baur dapat menjadi senjata andalan dalam mengatasi gap antar angkatan di ITP. Konsep baru ini antara lain mengadakan Makrab ataupun kegiatan keakraban yang dapat mnengakrabkan suasana.

Kedua, Pertandingan persahabatan olah raga. Adalah hal yang umum diketahui bahwa olahraga dapat menjadi media silaturahim yang cukup efektif. Pada momen ini semua mahasiswa dapat bertemu dan saling menyapa, tentu saja dengan suasana yang sportif dan semangat untuk bersahabat.

Ketiga, Menyamakan jaket jurusan semua angkatan ITP. Jaket angkatan adalah simbol kebanggaan bagi mahasiswa. Merujuk pada organisasi himpunan di ITB, maka sebaiknya bahwa jaket angkatan ITP disamakan untuk semua angkatan. Hal ini dimaksud untuk meningkatkan loyalitas anggota terhadap himitepa. Tentu saja pada tataran praktek, program ini harus di kompromikan oleh semua angkatan yang ada sekarang.

Berpijak dari tujuan dari departemen ini maka staf dari departemen ini haruslah orang yang luwes dan dapat diterima oleh semua angkatan. Orang yang berkomitmen untuk memperbaiki keadaan gap antar angkatan yang terjadi dan menyadari arti penting dari kata loyalitas.

  1. Biro Gugus Kendali Mutu dan Pengembangan SDM (GKMPSM)

Ini adalah biro yang merupakan kombinasi dari tugas Badan Pengawas dan Human Resource Development. Biro ini merupakan garda depan dalam perwujudan budaya perusahaan di Himitepa. Budaya perusahaan dapat dicirikan dari berbagai karakteristik, antara lain : efektifitas waktu (ketepatan), adanya Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas pada tiap aktivitas yang dilakukan, efisiensi biaya, pemberdayaan SDM yang kontinyu dan evaluasi rutin untuk menjaga kualitas kinerja (QC).

Dengan beberapa adaptasi untuk lembaga kemahasiswaan, maka tugas biro ini di Himitepa anatra lain :

Pertama, Upgrading dan studi banding secara kontinyu pengurus dan anggota. Adalah hal yang wajar bila semangat kepengurusan sifatnya fluktuatif, turun dan naik. Itulah apa yang disebut ”Pengurus juga manusia”. Namun bukan berarti hal tersebut tak dapat diminimalisir Program ini adalah salah satu usaha untuk usaha ke arah tersebut. Dalam kegiatan ini pengurus dan anggota akan pergi LK-LK di luar IPB seperti pelita harapan dan UNPAD untuk melihat langsung bagaimana kemajuan LK mereka.

Kedua, Draft Penyusunan SOP pemilihan ketua dan pembentukkan panitia. Ketua panitia merupakan unsur terpenting dalam kepanitiaan, sehingga diperlukan tata cara yang jelas dan efektif untuk menentukkannya. Pemilihan ini tidak boleh menjadi hak prerogatif ketua himitepa semata, karena harus melibatkan beberapa elemen penting diantaranya anggota dan SC dari kegiatan tersebut. Selain itu semua anggota harusnya memiliki hak yang sama untuk menadi ketua panitia, disitulah sisi persainagan akan memunculkan opsi ketua yang terbaik.

Ketiga, Penyusunan Draft SOP penerimaan anggota Himitepa di luar jalur Baur. Sebenarnya amanat ini diberikan oleh AD/ART Himitepa untuk mengambil orang-orang berpotensi yang tidak dapat mengikuti Baur karena alasan-alasan tertentu. Namun pada kenyataannya hal ini jarang sekali disosialisasikan pada masa-masa sebelumnya. Oleh karena itu pada taun ini, amanah itu akan direalisasikan dengan mekanisme yang jelas.

Keempat, Sertifikasi pengurus dan kepanitiaan. Dalam keinginan saya, para panitia dan pengurus sudah selayaknya mendapatkan penghargaan, minimal dalam bentuk sertifikat. namun tentu saja bukan sembarang sertifikat, seharusnya sertifikat itu disertai penilaian terhadap kinerja kepengurusan maupun kepanitiaan secara individu dan tim. Sehingga sertifikat ini dapat menjadi bentuk penghargaan sekaligus penyemangat.

Kelima, Saluran kritik dan saran. Biro ini adalah jalur utama untuk masuknya saran dan kritik bagi kebaikan Himitepa. Saya menganggap penting perihal masukkan ini, karena dari sinilah kita dapat mengetahui tingkat kinerja yang telah dilakukan. Hasil saran dan kritik adalah parameter yang sangat penting dalam pengembangan organisasi ke depan.

Implikasi dari tujuan biro ini adalah perlunya personil yang memang memiliki komitmen kuat untuk merubah budaya yang ada. Staff biro ini haruslah orang-orang yang disiplin terhadap waktu dan aturan yang ditetapkan. Selain itu diperlukan orang yang kritis dan peka terhadap permasalahan yang menimpa organisasi sehingga dapat mendeteksi masalah lebih dini.

  1. Himitepa Corp.

Terus terang saya belum memiliki konsep yang matang untuk menghadirkan badan khusus ini. Ide pendiriannya muncul karena merasa bahwa Himitepa membutuhkan masukkan dana yang berkelanjutan dan progressif. Namun ini berbeda dengan Div. kewirausahaan dan sejenisnya. Perbedaannya terletak pada sistem manajemennya yang mandiri sehingga staf dan manajer harus pula mendapat keuntungan dari badan ini, singkatnya harus ada gaji bagi orang-orang yang memang terlibat langsung didalamnya. Hal ini sebagai motivasi dan demi terwujudnya sistem manajemen yang profesional.

Usaha yang paling realistis saat ini menurut saya adalah dengan membuka semacam Bimbel. Ruang pembelajarannya adalah sekret Himitepa dan tentu saja digunakan pada waktu malam maupun hari sabtu atau ahad, sekaligus dapat mengoptimalkan ketersediaan ruangan. Selain itu pembukaan jasa printing hitam putih sepertinya cukup menguntungkan, apalagi dengan koneksi ke labkom yang merupakan ”harddisk kedua” mahasiswa ITP.

Untuk itu orang yang berada di badan ini adalah orang-orang yang mau bekerja keras dan memiliki kemampuan manajemen yang teruji. Sistem penggajian anggota dengan mekanisme bagi hasil dan pemecatan yang tegas terhadap ketidakdisiplinan mengharuskan personilnya memiliki ketahanan tekanan yang cukup tinggi.

  1. Biro Solusi Ti

Pemanfaatan TI (Teknologi Informasi) merupakan cirri utama dari perusahaan besar karena TI adalah hal yang sangat penting dilakukan perusahaan demi efisiensi biaya dan waktu. Dengan TI pun pelayanan kepada customer akan semakin mudah dengan daya jangkau yang tak terbatas. Penerapan TI adalah suatu hal yang tak dapat ditawar-tawar lagi bagi siapapun yang mengutamakan efektifitas dan efisiensi.

Oleh karena itu, di Himitepa ke depan, saya bercita-cita untuk mendayagunakan TI ini dengan seoptimal mungkin sesuai kapasitas yang ada. Untuk mewujudkan itu maka akan dibentuk suatu biro khusus yang sejajar dengan departemen tapi berbeda dengan departemen. Mengapa harus dibedakan? Karena biro solusi TI ini tidak memiliki program kerja seperti departemen-departemen pada umumnya. Biro ini khusus untuk memfasilitasi semua urusan TI yang diperlukan bagi HIMITEPA. Andai ada program kerja, sifatnya intern yaitu bagi biro itu sendiri misalnya pelatihan-pelatihan intern untuk meningkatkan skill. Solusi TI yang akan dilakukan antara lain :

Pertama, pembuatan proposal digital dalam bentuk movie maupun flash, hal ini diperlukan karena kenyataan bahwa banyak perusahaan yang sulit dihubungi via telepon. Dan ketika panitia datang ke perusahaan tersebut, ternyata perusahaan itu telah tidak ada ataupun tutup. Keadaan ini sungguh memboroskan dana dan tenaga, akan lebh baik bila perusahaan-perusahaan yang belum jelas CP nya untuk dikirim saja proposal versi cetak dan digital sebagai pengganti presentasi.

Kedua, optimalisasi situs himit. Himit memiliki situs yang cukup baik. Dengan mendayagunakannya kita bisa mendapat banyak manfaat. Situs ini bisa mennjadi sentra informasi baik bagi anggota maupun alumni terhadap perkembangan Himitepa. Selain itu dengan situs, kita bisa memiliki database online semua anggota dan alumni himitepa, sehingga bisa diisi secara mudah, tak perlu ketik ulang, mudah diakses dan irit kertas.

Ketiga, Sistem Informasi Himitepa (SIH). Sistem ini sudah mulai dirintis dan diujicobakan. Melalui sistem ini semua anggota Himitepa akan selalu terupdate dengan informasi mengenai kegiatan himitepa. Harapannya ke depan, SIH diharapkan dapat mendekatkan Himitepa dan anggota. Sistem ini secara otomatis dapat mengirim info kegiatan himit ke seluruh email anggota yang terdapat di database situs dengan sekali klik (tanpa melalui milis). Selain itu sistem ini akan disempurnakan dengan SIH untuk alumni agar hubungan baik dengan alumni akan tetap terbangun.

Berangkat dari itu semua, keanggotaan biro TI haruslah orang-orang yang memang ahli di bidang itu, bukan yang sekedar coba-coba dan ingin belajar. Para anggotanya harus melalui seleksi praktek yang cukup ketat mengenai kompetensi TI yang dimilikinya, bukan dengan hanya mencantumkan di CV atau saat wawancara saja. Anggotanya kemudian harus menjalankan upgrading yang spesifik, melalui training-training singkat untuk memperinggi kemampuan mereka.

----

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Daging Babi Oplosan

Mengetuk Pintu Akhirat, Kecelakaan yang mengubah kehidupan

Membuat Iklan TV yang Berhasil