Working Overseas : a wish come true

 Today is my official last day as Marketing head Mayora India (Inbisco), it always emotional every time you need left your colleagues especially with different country. But I will not share about those awesome and nostalgic periods (even though it was super exciting). Instead this article was triggered by one of my recent friend questions, "Kani, how to be able to have an overseas experience? "

Well, my short question is, it's definitely not overnight effort, not one year, not also 5 years. I must be honest, in my case, I prepared it for 9 years since my college graduation. Yes, its super suck to wait those 9 years, but I kept that dream live in every careers path that I took. For most of you, especially which smart enough to get global scholarship or afford for international degree, work overseas may not that cool. But for a simple Indonesian guy with average IQ score, come from middle SEC family, limited global coverage, and always struggling with English grammar :) like me, the overseas career is freaking aspirational.

Ok, let's stop the melancholic story and come back with the initial question, how to get the overseas career, here are my experiences:

  1. We should really dream and fight for it. Ensure every effort we took is towards that dream. In my case, All the companies that I worked for, was directed for this single goal. I tried Multi-National companies, Export companies, with the connection is all companies that have global operation.
  2. We should declare it. Don't expect the companies will know that you want to go abroad. In my case, I always declare to HR in every job interview that I want to work overseas as my primary reason to apply those companies.
  3. Talk to the right person, well its quite funny because this third point nullify the second point, talking to HR is may not the best way a.k.a useless. In my case, maybe because it's become too tired to wait, I talked directly to owner or BOD about my aspiration. It takes courage but it's worth to shot,
  4. Make sure we deserve it, it's a simple common-sense that sending employee for overseas working is a big cost for any company. Not only because the additional living cost and travel allowance but also the work permit is also complicated. So, before we are going to point no 3, we must show our best effort by both work harder and smarter within whatever our current role today. Convince them that the cost will be justified with our expected future contribution.

Well that's all folks, I hope my unfortunate and lame 9 years of waiting time won't be applied to you who interested with overseas career (you must be faster). If you guys have any thoughts or experiences related to faster way to work overseas, looking forward to sharing it in the comment below so that everyone can learn , Thanks in advance.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Membuat Iklan TV yang Berhasil

Tahukah Anda berapa uang yang harus dikeluarkan suatu produk untuk iklan di TV? Tak kurang dari 8 milyar rupiah sekali campaignnya. Kalo kita ga bisa bayangin 8 M itu sebanyak apa.. yaa kira kira kalau semua dibeliin mecin, jumlahnya cukup untuk bikin bego anak se indonesia :). Padahal kalau kita nontin tv, iklan yang bersilewaran hilir mudik itu selalu diabaikan , kalau ga channel nya yang dipindah, kitanya yg pindah tempat duduk. Andaikan sempet ketonton juga tuh iklan, biasanya ga pernah inget cerita atau pesannya, paling yg diingat cuma aktornya aja. Itupun kalo aktornya cantik bak dian sastro. Sebagai Markerter yang salah satu tugas utamanya bikin iklan produk (dan ngabisin uang perusahaan g iklan ga mutu :), kenyataan bahwa iklan yg kita buat tidak diperhatikan adalah kenyataan yang menyakitkan dan menyayat hati, perasaan, jiwa dan raga (mulai lebay). Padahal bikin iklan itu paling cepat prosesnya 4 bulan, itu belum termasuk bumbu bumbu dimarahin, berantem, reshoot dan tetek ben
Read more

Mengetuk Pintu Akhirat, Kecelakaan yang mengubah kehidupan

Image
         15 Tahun sudah, semenjak TK sampai SMA, orangtua menyekolahkanku di sekolah islam. Sudah tak terhitung banyak aku mengantuk mendengar apa itu Dzikrul Maut (Ingat mati) dan betapa dekatnya hal itu dengan kita. Namun baru kemarin kamis saya tau betapa dekatnya apa yang kusebut Kematian... ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------         Awalnya tidak ada yang tak normal. Saat itu kami sekeluarga berencana menuju Tasikmalaya untuk berqurban dan membawa paket donasi untuk orang-orang jompo dan yatim piatu (hal yang memang secara rutin tiap tahun ayahku lakukan). Kebetulan, tidak seperti Id sebelumnya, kani bisa ikut karena tidak ada kegiatan di kampus atau asrama seperti tahun-tahun sebelumnya.         Kita semua berangkat setelah shalat Id (saya salatnya di Bogor) dan melewati rute biasa via tol Cipularang. Posisinya ibu, ayah dan adik paling kecil (dede) duduk di jok depan. Sedangkan
Read more

Kegelisahanku

Image
Aku sering kali merenung, mengapa aku sangat ebrbeda dengan kehidupanku yang lalu, sebenarnya perubahan itu sama sekali tidak perlu dirisaukan karena perubahan adalah hal yang pasti. Namun mengapa prubahan ini rasa-rasanya ke arah yang negatif, mengapa diriku makin jauh dari Tuhanku, dari Allah, rasanya kini aku semakin jarang merasakkan tetesan air mataku pada qiyamul lailku, merasakan sangat lelah ketika shaum kamis, terlalu dekat dengan wanita dan berbagai alasan lain yang membuatku malu dikatakan sebagai seorang muslim, apakah benar ini diriku? apakah ini diriku?apakah ini kani? bila ya, ini pasti kani yang telah kehilangan sakhsiyah nya, kepribadiannya. Kani yang sedang melangkah perlahan menuju kehancuran, menuju ketidakjelasan arah hidup. Setiap kali ku terdiam, hal inilah yang senantiasa kupikirkan. Dulu aku menganggap dengan meruah diriku aku berharap dapat lebih dekat dengan teman-teman, karena dengan sosok yang berwibawa rasanya sangat besar jarak yang ada. Namun ternyata ha
Read more