Bagi Anda yang berpikir menguatnya rupiah itu bagus

"Cetuung"... suara blackberry itu mengagetkanku di malam buta, kulihat sejenak ternyata email dari salah satu buyer Russia. Dan dengan mengernyitkan dahi kubaca,
"Kani, you price is too high, it's not workable for me, please make it lower".
Fiuhhh...

.: Pagi harinya :.

Kuambil bagian pembahasan ekonomi lebih awal dari bagian headline pada Koran Kompas langgananku. Ku duduk dengan menebak-nebak dalam hati... "berapa ya kira-kira harga dollar saat ini". Dan ternyata kini kian menguat Rp. 9300/$, nilai terkuat dalam beberapa bulan terakhir ini. Dan aku cuma bisa bergumam, "well it's disaster"

Dear Blog, dulu waktu lagi senang-senang nya beli komponen komputer, menguatnya rupiah adalah kegembiraan. Bagaimana tidak, harga2 pasti jadi lebih murah di glodok dan sekitarnya. Makanya aku pikir dulu kejadian ini (penguatan rupiah, red) adalah pertanda ekonomi Indonesia akan membaik. Lihat saja dari redaksi katanya saja sudah "menguat".

Ternyata pikiranku salah. Saya berani bertaruh, bukan saya sendiri yang berpikir begitu, pasti kamu juga kan pembaca (hayo ngaku!!). Well karena itulah aku membuat tulisan ini.

The fact is, tren menguatnya rupiah ini adalah ancaman bagi perekonomian nasional. Soalnya bakal menekan nilai ekspor dan sebaliknya memperbesar impor. Lha kok bisa? soalnya secara tidak langsung, menguatnya rupiah ini akan membuat harga produk di pasar Indonesia di pasar Internasional akan menjadi mahal dan tidak kompetitif.

Gampangnya bisa dicontohkan kayak gini :
Semua cost perusahaan adalah rupiah based seperti harga raw material, gaji, proses dll. Misalnya total semua cost untuk memperhitungkan HPP adalah Rp 10.000/kg coba aja bandingkan :
kalo rupiah Rp. 10.000 maka harga produk di pasar international adalah US$ 1/kg
tapi kalo rupiahnya Rp 9.300 jadinya kan harganya US$ 1.08.kg
walaupun bedanya kayanya kecil (cuma 8 cent) tapi kan kalo ekspor ga kaya emak lo belanja ikan di pasar yang paling beli sekilo atau dua kilo, tapi sekali ekspor tu biasanya 22 ton!! yang artinya selisih itu setara 0.08x22.000x9300 alias seharga 1 motor jupiter mx (ups nyebut merek).

Kalo kondisi ini berlangsung lama maka akan dipastikan akan memperbesar defisit Balance of Payment (APBN) Indonesia yang berujung pada utang lagi utang lagi.

Utang menjadi masalah tersendiri. Semakin besar utang kita, apalagi kepada IMF, maka semakin besar pula bagian kedaulatan negeri ini yang digadaikan. Soalnya biasanya syarat utang disertain permintaan-permintaan politis untuk menghilangkan restriksi perusahaan asing tuk mengeksplitasi pasar Indonesia. Akhirnya yang paling menderita adalah industri dalam negeri akan terkena double effect dari kondisi ini.

Dalam hal fluktuasi Forex (foreign exchange) ini, mungkin pemerintah kita dapat belajar dari negeri Cina (sebagaimana hadist rosul). Salah satu faktor mengapa Barack Obama selalu marah2 ke cina, eh salah maksudnya harga-harga made in China murah2 di pasar International adalah karena..... China mempermainkan mata uang Yen nya. Sedemikian rupa pemerintah komunis itu membuat harga yen selalu rendah sehingga komoditas mereka bisa meraja lele eh lela (btw ternyata orang Eropa suka ikan lele juga lho:). Walaupun secara formal mereka tidak pernah mengakuinya. Memang juga sih terdapat faktor lain selain efisiensi, harga labour yang murah (sebenarnya mirip Indo), dan kualitas barang yang meragukan bahkan meracunkan (inget kasus Susu?).

Tapi terlepas dari itu, penulis hanya ingin memberi saran pada pemerintah, sudah saat nya kita mulai menjadikan ekspor sebagai prioritas. Karena China saja dengan kondisi demografi seperti kita dapat bengkit salah satunya ditopang dengan nilai ekspor mereka yang terkenal dengan "Made in China". Jadi kayaknya giliran kita dehh... :loveindonesia (eh bukan kaskus ya?? :)

disclaimer :
- oh ya daripada dosa, mau jujur aja kalo gw belum punya blackberry dan juga buyer Russia... cuma buat pemanis cerita aja

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Iklan TV yang Berhasil

Mengetuk Pintu Akhirat, Kecelakaan yang mengubah kehidupan

Kegelisahanku